KATA
PENGANTAR
Puji dan
Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik. Dalam makalah ini kami mengulas sedikit tentang minyak bumi dan
membahas tentang alternatif pengganti zat aditif minyak bumi yang merugikan
baik paada lingkungan maupun kesehatan manusia.
Sebagai
makhluk sosial tentu kami tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Dalam pembuatan makalah ini pihak-pihak tersebut
telah membantu kami menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, diantaranya adalah kedua orang tua kami yang senantiasa mendukung dengan
memberikan bantuan tenaga, moril, maupun materi.
Kami
menyadari bahwa meskipun kami telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam
pembuatan makalah ini , pasti masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan pembaca sekalian.
Magetan,29
Desember 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................2
DAFTAR ISI
......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
...............................................................................................................4
2. Rumusan
masalah
.........................................................................................................4
3. Tujuan
penulisan
............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian minyak
bumi
...............................................................................................5
B. Pembentukan
minyak bumi
..........................................................................................5
C. Produk pengolahan
minyak bumi dan manfaatnya
......................................................6
D. Pengertian zat
aditif
.....................................................................................................9
E. Jenis-jenis zat
aditif dan dampak buruknya
.................................................................9
F. Emisi minyak bumi
dan dampaknya
...........................................................................17
G. Bahan bakar
alternatif
................................................................................................18
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
................................................................................................................23
2. Saran
.........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar belakang
Beberapa
produk olahan minyak bumi diantaranya adalah bensin dan solar yang digunakan
sebagai bahan bakar mesin dan kendaraan. Penggunaan keduanya dalam kehidupan
sehari–hari oleh masyarakat tidak murni 100% bensin atau 100% solar, melainkan
telah tercampur dengan zat aditif. Tujuan penambahan zat aditif ini diantaranya
untuk menghemat bahan bakar itu sendiri mengingat bahwa minyak bumi adalah
sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Selain tujuan tersebut,
penambahan zat aditif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja mesin seperti
mengurangi ketukan pada mesin kendaraan bermotor pada penggunaan bensin. Tetapi
ada beberapa zat aditif yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan
karena menyebabkan kendaraan mengeluarkan gas buang yang mengandung zat-zat
atau partikel-partikel berbahaya. Menyadari hal tersebut, para ahli di bidang
ini berusaha untuk menemukan alternatif untuk menggantikan zat aditif berbahaya
dengan zat aditif yang lebih ramah pada lingkungan dan kesehatan, atau bahkan
alternatif untuk menggantikan 100% penggunaan bahan bakar bensin atau
solar dengan bahan bakar alternatif.
2.
Rumusan masalah
a) Apa pengertian minyak bumi ?
b) Bagaimana pembentukan minnyak bumi ?
c) Apa saja yang dihasilkan dari
pengolahan minyak bumi ?
d) Apa saja zat aditif yang
ditambahakan pada bensin, solar dan pelumas ?
e) Apa saja dampak negatif zat aditif
pada bahan bakar ?
f) Apa saja zat buangan berbahaya dari
penggunaan bahan bakar kendaraan ?
g) Apa saja alternatif pengganti zat
aditif bahan bakar dan bahan bakar itu sendiri?
3. Tujuan penulisan
1) Dapat mengetahui
sekilas tentang minyak bumi, pembentukan, dan produk olahannya sebelum membahas
lebih jauh tentang zat aditif yang ditabahkan.
2) Dapat mengetahui
berbagai macam zat aditif pada beberapa hasil olahan minyak bumi.
3) Dapat mengetahui
dampak negatif dari zat aditif pada bahan bakar dan dapat mengetahui dampak
minyak bumi secara umum.
4) Dapat mengetahui
zat-zat buangan produk olahan minyak bumi yang berbahaya bagi tubuh manusia dan
lingkungan.
5)
Dapat mengetahui alternatif pengganti zat aditif bahan
bakar dan alternatif bahan bakar serta bahan pembuatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian minyak bumi
Minyak bumi adalah suatu campuran
kompleks yang sebagaian besar terdiri atas hidrokarbon. Minyak bumi adalah
suatu capuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon.
Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama alkana,
kemudiansikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit
alkena dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan
belerang.
Minyak mentah
(petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon
bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan
nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam. Minyak bumi
merupakan sumber hidrokarbon utama di alam.
B. Pembentukan minyak bumi
Apabila makhluk hidup mati, maka 99,9 % senyawa karbon
dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagal rantai makanan,
sedangkan sisanya 0,1 %senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen.
Inilah yang merupakan cikal bakalsenyawa-senyawa fosil atau dikenal juga
sebagai embrio minyak bumi. Embrio inimengalami perpindahan dan akan menumpuk
di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut
bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut danmembentuk molekul
besar (geopolimer).
Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses
geologi dalamperut bumi. Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana
senyawa organik danmakhluk hidup sudah merupakan senyawa mati. Di kedalaman
lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 - 150
°C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka
geopolimer yang terpendam mulai terurai akibat panas bumi, komponen-komponen
minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk. Jika kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas
150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan
proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah
terbentuk. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami
perpindahan(migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu
bergerak rata-rata se-jauh 5cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada
suatu batuan berpori, atau selanjutnya akanbermigrasi membentuk suatu sumur
minyak.
C. Produk pengolahan minyak bumi dan manfaatnya
Keberadaan
minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat
penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak
tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut
mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya
tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah tabel fraksi minyak bumi
dan beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:
Fraksi
|
Ukuran Molekul
|
Titik Didih (oC)
|
Kegunaan
|
Gas
|
C1 – C5
|
-160 – 30
|
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
|
Petoleum eter
|
C5 – C7
|
30 – 90
|
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
|
Bensin (gasoline)
|
C5 – C12
|
30 – 200
|
Bahan baka motor
|
Kerosin, minyak diesel/solar
|
C12 - C18
|
180 – 400
|
Baha bakar mesin diesel, bahan bakar industi,
untuk cracking
|
Minyak pelumas
|
C16 ke atas
|
350 ke atas
|
Pelumas
|
Parafin
|
C20 ke atas
|
Za padat dengan titik cai rendah
|
Lilin dan lain-lain
|
aspal
|
C25 ke atas
|
Residu
|
Baha bakar dan untuk pelapis jalan raya
|
1.
LPG
Liquefied Petrolium Gas (gas
minyak bumi yang dicairkan) berasal dari
campuran berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10)
serta mengandung juga etana (C2H6) dan
pentana (C5H12) . Manfaat Elpiji : Elpiji di Indonesia dipakai terutama sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas), bahan bakar kendaraan bermotor, dan dipergunakan sebagai
bahan pendingin. Sifat Elpiji : Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar ,tidak
beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat ,dikirimkan sebagai
cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder, dapat menguap jika
dilepas dan menyebar dengan cepat,lebih berat dibanding udara sehingga akan
banyak menempati daerah yang rendah. Resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya
kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat
menyebabkan kebakaran.
2.
Bensin
Bensin
mengandung senyawa hidrokarbon dengan jumlah atom karbon antara 5 sampai 12
yang berasal dari fraksi nafta dan fraksi minyak
gas berat (gasoline) hasil penyulingan minyak bumi.Senyawa hidrokarbon yang
terkandung dalam bensin dapat berupa alkana rantai lurus, alkanaa rantai
bercabang, sikloalkanaa, aromatik, dan alkena. Kualittas bensin dinyatakan
dengan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan
dengan berbagai cara, diantaranya dengan menambahkan Tetra
Ethyl Lead (TEL) dan mengubah struktur senyawa
hidrokarbon yang terdapat dalam bensin.
Cara-cara pengubahan yang dapat dilakukan
adalah catalytic naphtha reforming, fluidised catalytic cracking,
isomerisation, dan alkylation. Contoh gambar bensin. Bensin jenis gasoline,
biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.Bensin jenis Naptha atau
Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut
dalam industri. Beberapa naphta digunakan sebagai : Pelarut karet, Bahan awal
etilen, Dalam kemiliteran digunakan sebagai bahan bakar jet
dan dikenal sebagai jP-4, Pelarut dry cleaning
(pencuci)
3.
Kerosin
Kerosin
merupakan cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin
diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari minyak mentah pada suhu 150oC
dan 275oC (rantai karbon dari C12sampai C15).
Manfaat kerosin adalah sebagai bahan bakar untuk memasak dan alat penerang
dikenal dengan istilah minyak tanah terbatas di negara berkembang, membasmi
serangga seperti semut dan mengusir kecoa, di gunakan juga sebagai campuran
dalam cairan pembasmi serangga Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan bensin melalui proses cracking. Kerosin jenis bensol digunakan
sebagai bahan bakar kapal terbang atau pesawat terbang disebut avtur. Serta
bakar mesin jet.
4.
Minyak solar atau minyak diesel
Minyak
solar atau minyak diesel adalah fraksi minyak bumi
dengan titik didih antara 250-340oC (rantai karbon C14
sampai rantai karbon C16). Minyak solar merupakan fraksi minyak gas
ringan. Umumnya, minyak solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup
tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Saat
ini, Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan nama
dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment Extra). Manfaat minyak
solar : digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel. Selain itu, minyak
solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses
cracking.
5.
Minyak pelumas atau minyak oli
Minyak
pelumas atau minyak oli berasal dari fraksi minyak gas berat. Titik didih
fraksi ini lebih dari 350oC. Memiliki rantai karbon mulai dari C17
keatas. Manfaat minyak pelumas : Minyak solar digunakan untuk lubrikasi
mesin-mesin, mencegah karat, dan mengurangi gesekan.
6.
Aspal
Kandungan
utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik
yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen
dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan
beberapa atom lainnya. Secara kuantitatif biasanya 80% masa aspal adalah
karbon, 10% hidrtogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta
sejumlah renik besi, nikel,dan vanadium. Aspal bermanfaat sebagai bahan
material pengeras jalan raya.
7.
Parafin
Parafin
(CnH2n+2) merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang
memiliki bilangan oktan yang rendah. Jumlah parafin pada minyak bumi hanya
sedikit. Untuk menaikkan bilangan oktannya dapat dilakukan dengan proses
lanjutan. Parafin memiliki rantai cabang. Parafin juga baik digunakan untuk
“internal combustion engine”. Lilin parafin merujuk pada benda padat dengan n =
20 – 40. Manfaat Parafin : Digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan,
kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan
masih banyak lagi.
D.
Pengertian zat aditif
Zat
aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu bahan atau zat lain. Pembahasan
kali ini lebih dikhususkan pada zat aditif yang ditambahkan pada minyak bumi
yang telah berupa produk olahannya seperti bensin, minyak solar, dan minyak
pelumas. Masing-masing zat aditif mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Zat aditif
pada bensin berguna untuk menaikkan angka oktan, sedangkan zat aditif pada
solar berfungsi untuk menaikkan angka setana, dan zat adtif pada minyak pelumas
mempunyai berbagai macam fungsi seperti anti foam atau meminimalisir busa.
E.
Jenis – jenis zat aditif dan dampak
buruknya
a. Zat aditif pada bensin
Mutu bahan bakar bensin dikaitkan
dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai
oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi
nilai oktannya.Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka,
yaiu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang
tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar
dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai
pembanding yaitu ”isooktana” dan n-hepatana. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan ketukan paling banyak.Misalnya
bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran
dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan
20% n-heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98%
isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran
dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan
bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95. Zat aditif
peningkat bilangan oktan bensin diantaranya adalah :
1. Tetra Ethyl Lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita
adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus
kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada
bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide
(C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan
nilai oktan sebesar 15 poin.
Penambahan aditif TEL dapat berupa Etilfluid yang merupakan campuran 65%
TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10%
1,2-dikloro etana.
Penggunaan TEL sebagai zat aditif pada bensin dapat
berakibat buruk bagi kehidupan. TEL mengandung logam berat Pb yang terbakar
lewat knalpot dan cerobong pabrik. Oleh karena itu Jika terhirup dan masuk ke
tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres,
Pb diremobilisasi dari tulang dan masuk
ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang,
penimbunan Pb bisa berbahaya.
Ø Bahaya Pb bagi kesehatan diantaranya
adalah :
1)
Pb yang ditimbun dalam tulang seorang perempuan hamil, berisiko
mengakibatkan kesehatan janin dan pertumbuhan balita terganggu, seperti, bayi
cacat, bahkan keguguran.
2)
Jika berhasil lahir selamat, balita
yang mendapatkan asupan timbal terus-menerus dari udara maupun air susu ibu,
akan terhambat perkembangan sistem sarafnya dan
beresiko terserang penyakit neurotik
3)
Sukar belajar, dan penurunan tingkat
IQ. Peningkatan kadar pebe dalam darah dari 10 menjadi 20 5g/dl, menurunkan IQ
rata-rata dua poin.
4)
Pada remaja,Pb meningkatkan kelakuan kriminal.
5)
Pada perempuan dewasa, selain mengganggu sistem reproduksi, juga mengganggu
daur menstruasi.
6)
Pada laki-laki, Pb menurunkan jumlah
dan kualitas sperma. Sperma cacat, membawa risiko bayi cacat. Libido laki-laki
yang darahnya tercemar pebe akan turun dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
7)
Pada kaum lansia, Pb mempercepat
proses penuaan atau memperpendek umur.
Ø Dampak penambahan TEL bagi
lingkungan :
Penggunaan octane booster non-oxygenated atau TEL bisa meningkatkan emisi kendaraan. Pb dapat mengkontaminasi tanah dan mencemari hasil
pertanian yang dikonsumsi manusia. Sebuah laporan menyebutkan, penggunaan bahan
bakar bertimbal melepaskan 95% timbal yang mencemari udara di negara
berkembang.
2. Senyawa
Oksigenat (pengganti / alternatif TEL)
Di Amerika dan beberapa negara-
negara Eropa Barat, penggunaan TEL sebagai aditif anti ketuk di dalam bensin
makin banyak digantikan oleh senyawa organic beroksigen (oksigenat)
seperti alkohol (methanol, etanol, isopropil alkohol) dan eter (Metil
Tertier Butil Eter (MTBE), Etil Tertier Butil Eter (ETBE) dan Tersier Amil
Metil Eter (TAME)). Oksigenat adalah senyawa organic cair yang dapat dicampur
ke dalam bensin untuk menambah angka oktan dan kandungan
oksigennya. Selama pembakaran, oksigen tambahan di dalam bensin dapat
mengurangi emisikarbon monoksida, CO dan material-material pembentuk ozon
atmosferik. Selain itu 14senyawa oksigenat juga memiliki sifat-sifat
pencampuran yang baik dengan bensin. Semua oksigenat mempunyai angka oktan
di atas 100 dan berkisar antara 106 RON untuk TBA dan 122 RON untuk
methanol.
2.1 Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
Senyawa eter yang telah banyak
digunakan adalah MTBE, sedangkan ETBE dan TAME masih terbatas karena
teknologi prosesnya masih belum banyak dikembangkan. Methyl Tertier Butyl Ether
(MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih aman
dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam timbel. MTBE memiliki sifat yang paling mendekati bensin
ditinjau dari nilai kalor, kalor laten penguapan dan rasio stoikimoetri
udara per bahan bakar. Tetapi penggunaan
MTBE berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan yaitu bersifat
karsinogenik bagi manusia dan menimbulkan masalah pencemaran air tanah
karena MTBE merupakan zat nondegradable (sukar terurai dalam tanah) dan tidak
larut dalam air, sehingga penggunaannya sebagai zat aditif bensin banyak
ditinjau lagi.
2.2 Metanol
Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah
didapat danpenggunaannya sebagai aditif bensin tidak menimbulkan pencemaran
udara. Namun perbedaan struktur molekul methanol yang sangat berbeda deari
struktur hidrokarbonbensin menimbulkan permasalahan dalam penggunaannya, antara
lain kandunganoksigen yang sangat tinggi dan rasio stoikiometri udara per bahan
bakar. Nilaibakarnya pun hanya 45% dari bensin. Metanol merupakan cairan
alkohol yang tak berwarna dan bersifat toksik. Pada kadar tertentu (kurang
dari 200 ppm) methanol dapat menyebabkan iritasi ringan pada mata, kulit
dan selaput lendir dalam tubuh manusia. Efek lain jika keracunan methanol
adalah meningkatnya keasaman darah yang dapat mengganggu kesadaran. Emisi
gas buang metanol juga bersifat karsinogenik pada manusia.
2.3 Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat
meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL
dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam timbel dan lebih mudah
diuraikan oleh mikroorganisme. Etanol memiliki
angka oktan yang hampir sama dengan metanol. Daya toleransi etanol terhadap air
lebih baik daripada metanol. Di negara- negara yang mempunyai kelebihan
produksi pertanian etanol dibuat dari fermentasi produk pertanian. Etanol juga
bersifat toksik. Di dalam tubuh manusia keberadaan etanol diproses di
dalam hati di mana enzim dehidrogenasi mengubah etanol menjadi asetal dehida.
Akumulasi asetal dehida itu dapat mengganggu sistem kesadaran
otak manusia. Namun begitu penggunaan etanol sebagai aditif bensin dinilai
relatif lebih aman dibanding metanol.
3. MMT (Metilsiklopentadienil
Manganese Tricarbonil)
Methylcyclopentadienyl Manganese
Tricarbonyl (MMT) adalah senyawaorganologam yang digunakan sebagai pengganti
bahan aditif TEL, dan telah digunakan selam dua puluh tahun terakhir di Kanada,
Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa lainnya. RVP- nya rendah yaitu
2,43 psi dan penggunaannya dibatasi hingga 18 mg Mn/liter bensin. Indeks
pencampuran RVP yang rendah menguntungkan dalam proses pencampuran bensin
karena mengurangi tekanan uap bahan bakar RVP sehingga emisi uap selama
operasi dan penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor berkurang.
Penggunaan MMT hingga 18 mg Mn/liter
bensin dapat meningkatkan angka oktan bensin sebesar 2 poin, namun masih
kurangmenguntungkan jika dibandingkan dengan peningkatan angka oktan yang lebih
tinggi yang dihasilkan senyawa oksigenat. Dalam penerapannya MMT memiliki
tingkat toksisitas yang lebih rendah daripada TEL. MMT berdampak buruk
pada mesin yaitu dapat merusak mesin. Pemakaian MMT cenderung meningkatkan konsentrasi gas
buang dengan jumlah senyawa hydrocarbon yang tidak terbakar ( HC ), serta gas
Karbon Monoksida ( CO ). Selain itu MMT menyebabkan gangguan kesehatan
karena mengandung logam berat mangan yang bersifat neurotoksik. MMT
merusak struktur kandungan air dalam tanah.
Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk
benzena aromatikhidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena
memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi aditif bensin untuk
meningkatkan angka oktan. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat
pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah
padat pada bagian-bagian mesin.
Penggunaan Naftalena sebagai aditif memang belum terkenal karena
masih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui
akibat burukpenggunaan naftalena terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia
relatif aman untuk digunakan.
5. Benzena
Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi
yang tetap. Karena memiliki bilangan
oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin. Sebagai salah satu zat aditif pada bensin, benzena menaikkan angka oktan bensin dan mengurangi ketukan mesin. Maka, bensin sebelum tahun 1950-an mengandung
beberapa persen benzena didalamnya. Zat aditif itu kemudian digantikan oleh tetra etil timbal. Setelah tetraetil timbal tidak digunakan lagi karena
beracun bagi lingkungan, benzena kembali populer sebagai zat aditif di beberapa
negara. Di Amerika Serikat, kandungan benzena pada bensin dibatasi pada angka
1%, begitu juga dengan di Eropa.
6) High Octane Mogas Component (HOMC)
HOMC adalah
zat yang digunakan untuk menggantikan posisi timbal (Pb) dalam Bahan Bakar
Minyak (BBM) untuk meningkatkan nilai oktan. HOMC yang digunakan dalam bahan
BBM akan berubah menjadi benzene pada akhir proses pembakaran BBM dalam kendaraan
bermotor. Benzene yang dihasilkan dari proses tersebut akan mencemari
udara dan berpotensi terhirup oleh manusia.
·
Dampak benzena bagi kesehatan :
1.
Benzena yang terhirup dalam jumlah melebihi ambang batas
akan memunculkan berbagai macam jenis kanker. Hasil penelitian yang dilakukan
di Eropa, Amerika, dan Meksiko telah menunjukkan adanya hubungan yang nyata
antara peningkatan kadar
benzene di
udara dengan peningkatan kasus kanker dan leukemia penduduk
setempat
.
2. Dalam penelitian
lainnya di Amerika Serikat, telah terbukti bahwa menghirup benzene walaupun
dalam ambang batas dapat menyebabkan abnormalitas kromosom
pada sel sperma.
b.
Zat aditif pada solar
Penggunaan solar sebagai bahan
bakar mesin diesel menghasilkan gas buang dengan kandungan NOx, Sox
,hidrokarbon dan partikulat-partikulat. Gas buang yang dihasilkan oleh
kendaraan diIndonesia masih berada diatas baku mutu yang ditetapkan oleh
Pemerintah Indonesia.
Emisi partikulat yang dikeluarkan oleh
mesin diesel ini sangat berbahaya dibandingkan dengan emisi yang
dikeluarkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena
partikulat yang di keluarkan oleh mesin diesel mempunyai kadar toksisitas
relatifpaling tinggi, yaitu 106,7dibandingkan dengan emisi CO yang
memiliki toksisitas relatif=1. Ukuran partikulat atau jelaga(PM-10) yang lebih
kecil dari 10 μm yang menyebabkan mudah terhirup ke paru -paru bersama udara.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas buang
seperti NOx, SOx, dan partikulat adalah dengan meningkatkan Cetane Number (CN)
pada solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat.
Bahan bakar diesel (solar) memiliki
3 jeniskategori, yaitu : Solar kategori 1
: memiliki CN minimum 48 dengan kandungan sulfur maksimum
adalah 5000ppm. Solar kategori II: memiliki CN minimum 52 dengan
kandungan sulfur maksimum adalah 300ppm. Solar kategori III: memiliki
CN minimum 54 serta bebas kandungan sulfur.Untuk meningkatkan CN dapat
dilakukan dengan cara menambahkan aditif pada bahan bakar solar, diantaranya
adalah :
1)
Metil Ester Nitrat
Metil ester nitrat dapat dibuat melalui sintesis metil ester
dengan proses nitrasi dan refluks. Nitrasi dilakukan pada temperatur 55ᵒC
dengan rasio volume HNO3 15N : H2SO4 10N yaitu 1:2, 1:3, dan 1:4. Refluks
dilakukan selama 45 menit pada temperatur 50-70ᵒC. Analisa hasil sintesis
meliputi Infra Red (IR), angka setana, densitas, viskositas kinematik., flash
point, fire point, dan
derajat keasaman. Hasil metil ester nitrat yang didapat adalah cairan bewarna
kuning kecoklatan, dan diperoleh yield terbesar pada rasio volume 1:2 pada
sintesis metil ester yaitu sebesar 66,02%. Hasil analisa IR menunjukan sintesis
metil ester dengan proses nitrasi dan refluks menunjukkan adanya senyawa nitrat
pada spektra 1554 cm-1. Uji produk metil ester nitrat pada bahan bakar solar dengan
penambahan aditif 0,5-2,5% diperoleh peningkatkan angka setana sekitar
0,296-3,796. Pada uji tersebut diperoleh kenaikkan densitas sekitar 0-0,006
g/cm3, viskositas kinematik sekitar 0-0,355 mm2/s, flash point sekitar 0-3ᵒC,
dan fire point sekitar 0-2ᵒC. Sedangkan pada uji tersebut mengalami penurunan
derajat keasaman sekitar 0-0,53.
2)
Senyawa 2-etil heksil nitrat (EHN) dan
ditersier butil peroksida (DTBP)
Aditif peningkat bilangan cetane minyak
diesel yang efektif adalah senyawagolongan nitrat dan peroksida. Penambahan
0,1-0,5% EHN atau DTBP dapat meningkatkan cetane number antara 5-10. EHN
telah diproduksi secara komersil]. 2-EHN adalah senyawa organik yang memiliki
gugus nitrat pada ujung rantai karbonnya.2-EHN digunakan karena tidak
stabil secara termal dan terdekomposisi dengan cepat pada temperatur yang
tinggi pada ruang pembakaran. Produk yang terdekomposisi membantu
dimulainya pembakaran bahan bakar, dengan waktu penyalaan yang lebih pendek
dibandingkan dengan bahan bakar tanpa aditif. Penambahan 2-EHN pada bahan bakar
solar dengan dosis 0,05%-0,4% akan memberikan kenaikan CN sebesar 4-7. Selain
itu, adapula isopropilnitrat, isoamil nitrat, isoheksil nitrat, dodecyl nitrat.
b.
Zat aditif pada minyak pelumas
Zat aditif
minyak pelumas dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat memperbaiki atau
menguatkan spesifikasi atau karateristik minyak lumas dasar oil. Pembagian Aditif Minyak Pelumas berdasarkan
Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi menjadi tiga jenis diantarnya :
1.
Aditif Utama
a) Anti foam
Berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung
udara) oli diakibatkan kinerja mesin terutama di poros engkol dan efek
pemberian aditif detergent. Sehingga menghambat kinerja pelumasan mesin.
b) Anti Oxidant
Berfungsi menghentikan atau
memperlambat reaksi kimia antara molekul hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen
dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme utama yang bertanggung jawab pada
kerusakan pelumas, berupa pembentukan endapan, sludge, soot and corrosive wear
dan lain sebagainya. mengakibatkan mengentalnya oli secara berlebihan yang
dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang mengental (sludge).
c) Anti Wear
Berfungsi mencegah panas yang
berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesekan antar metal pada mesin,
sehingga oli tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar panas mesin.
d) Anti Corrosion
Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan
oksidasi udara dengan cara melapisi metal meskipun mesin dalam keadaan tidak
bekerja.
e) Detergent
Sebagai pembersih dan penetralisir
zat-zat yang berbahaya, membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam,
mencegah endapan, mengurangi timbulnya deposit, mengendalikan korosi serta
membersihkan karbon sisa pembakaran agar karbon tidak menempel di komponen
mesin.
f) Dispersant
Mengendalikan timbulnya lumpur yang
terbentuk dari suhu rendah pada mesin bensin. Lumpur tersebut terbentuk dari
campuran karbon, kumpulan hasil pembakaran, bahan bakar yang tidak terbakar dan
air. Dispersants juga berfungsi sebagai pelindung agar jelaga (soot) tidak
menggumpal, dan mengendalikan peningkatan viskositas, menetralisir sisa
pembakaran yang dapat mengakibatkan mengentalnya plumas secara berlebihan.
g) Friction Modifier
Berfungsi meningkatkan kinerja
pelumasan pada metal yang bergesekan agar tidak cepat aus.
h) Pour Point Depressant
Berfungsi mencegah oli membeku atau
mengental pada saat suhu dingin. Pour Point Depressants (PPD) dapat mencegah
pembentukan krital pada suhu rendah. Contoh PPD adalah poly-metacrilates,
etylen vynil-acetate copolimers, poly-fumarates. Penekanan pour point tergantung
terutama pada karakterisitik base oil dan konsentrasi polimer. PPD lebih
efektif jika dipergunakan dalam minyak dasar viskositas rendah.
i) TBN.
Berfungsi menetralisir keasaman
dalam pelumas yang diakibatkan karena suhu tinggi mesin motor.
2.
Viscosity Index Improver
Aditif ini berfungsi menyetabilkan
kekentalan pelumas pada saat suhu mesin mulai tinggi, sehingga pelumas tidak
gampang encer pada suhu tinggi. Pelumas yang mamakai aditif ini sering
disebut oli multigrade.
3.
Oil Flow Improver
Aditif ini berfungsi memperlancar
aliran pelumas, terutama pada saat mesin start pagi hari. Sehingga mesin
tidak mengalami kesulitan pada saat start.
F. Emisi minyak bumi
dan dampaknya
A) Emisi gas buang yang dihasilkan dari
produk olahan minyak bumi seperti bensin
dan solar yang dikeluarkan melalui kendaraan bermotor dan bermesin
diesel, diantaranya adalah :
·
Karbon dioksida (CO2)
·
Karbon monoksida (CO)
·
Sulfur dioksida (SO2)
·
Nitrogen oksida (NOx) dan Volatile Organic Compounds
(VOC)
·
Materi partikulat
·
Timbal dan berbagai racun di udara seperti benzena,
formaldehida, asetaldehida, dan 1,3-butadiena dapat dilepaskan saat beberapa
jenis minyak dibakar.
B)
Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
diantaraanya:
·
Karbon dioksida adalah gas rumah kaca dan sumber global warming.
·
SO2 menyebabkan hujan asam, yang berbahaya bagi
tanaman dan hewan yang hidup di air, dan juga memperburuk atau menyebabkan
penyakit pernapasan dan penyakit jantung, terutama pada anak-anak dan orang
tua.
·
NOx dan VOC berkontribusi mempengaruhi tingkat ozon,
juga mengganggu dan merusak paru-paru.
·
Material partikulat memperburuk kondisi kota dan
pemandangan, dan, bersama dengan ozon, berkontribusi menyebabkan gangguan asma
dan bronkitis kronis, terutama pada anak dan orang tua. Partikel yang sangat
kecil, atau "material partikel halus" diduga menyebabkan emfisema dan
kanker paru-paru.
·
Timbal dapat menyebabkan dampak kesehatan yang parah,
terutama bagi anak-anak. Meracuni udara dan bersifat karsinogen.
G) Bahan
bakar alteratif
Sumber energi alternatif mulai
populer di seluruh dunia, menggangtikan sumber energi fosil yang perlahan-lahan
mulai habis. Untuk mengurangi tekanan atas
lingkungan dan kekhawatiran atas menipisnya cadangan minyak bumi, serta untuk
memperkecil dampak buruk minyak bumi bagi kesehatan,ada beberapa sumber energi alternatif yang berpotensi untuk menggantikan peran minyak dan
gas.
Hal yang membuat bahan bakar alternatif menjadi perhatian adalah karena
tidak seperti bahan bakar minyak, bahan bakar alternatif berasal dari sumber
yang dapat diperbaharui dan sudah tersedia (renewable and readily available
resources). Sumber bahan bakar alternatif (BBA) melimpah mulai dari batang
tebu, minyak jarak hingga kelapa sawit. Penggunaan BBA juga mengurangi tekanan terhadap
lingkungan hidup karena sedikit mengotori udara. Sayangnya ongkos produksi yang
masih tinggi menyebabkan nilai ekonomis BBA masih di bawah BBM.
1)
Bioethanol
adalah
salah satu bentuk energi terbaharui yang dapat diproduksi dari
tumbuhan. Etanol dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, misalnya tebu, kentang, singkong, dan jagung. Ethanol
adalah pengganti bensin yang ramah
lingkungan karena menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan
dengan bensin atau sejenisnya. (sampai 85% lebih rendah).
Telah
muncul perdebatan, apakah bioetanol ini nantinya akan menggantikan bensin yang
ada saat ini Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan
kadar oktan dan kualitas emisi.. Kekhawatiran mengenai produksi dan adanya
kemungkinan naiknya harga makanan yang disebabkan karena dibutuhkan lahan yang
sangat besar,ditambah lagi energi dan polusi yang dihasilkan dari keseluruhan
produksi etanol, terutama tanaman jagung. Menurut Dr Tatang H Soerawidjaja dari Teknik
Kimia, Institut Teknologi Bandung, ada 3 kelompok bahan baku etanol alami yaitu
nira bergula, pati, dan bahan serat alias lignoselulosa. Semua bahan baku
etanol itu mudah didapatkan dan dikembangkan di Indonesia karena negara ini
memiliki lahan luas dan subur.
Beberapa
bahan baku pembuatan bioethanol diantaranya :
·
Klobot jagung
Pemanfaatan jagung sebagai bioetanol
untuk mengurangi ketergantungan pada premium. Etanol adalah hasil fermentasi
bahan sebelum diolah lebih lanjut menjadi bioetanol pengganti premium. Jagung
berpotensi memproduksi etanol lebih baik lantaran rendemennya paling tinggi,
55%. Biaya produksinya pun murah. Untuk menghasilkan satu liter etanol cuma
diperlukan 2,5 kg jagung seharga Rp1.000/kg. Proses fermentasinya membutuhkan
uap air 3,8 kg seharga Rp304 dan listrik 0,2 kwh (Rp200). Jika harga pekerja
dihitung Rp300 per liter, maka biaya produksi etanol per liter hanya Rp3.304.
Menurut Karin O Hgren dari Departemen Teknik Kimia, Lund
University, Swedia, tak hanya pati jagung yang berfungsi menjadi bahan baku
bioetanol. Kulit jagung atau klobot dapat dijadikan bahan utama bioetanol.
Klobot mengandung 2 jenis gula yaitu glukosa dan silosa yang diperoleh dengan
merebus awal lalu dihidrolisis. Selanjutnya biarkan ragi roti Saccharomyces
cerevisiae bekerja. Hasilnya, 20% etanol. Jagung yang kaya serat cuma salah
satu bahan bioetanol.
·
Tebu
Tebu mengandung gula sehingga mudah
diproses menjadi bioetanol. Satu ton tebu mampu menghasilkan 70-90 liter
etanol. Bagas tebu (sisa batang tebu yang
diperas airnya, red) juga bisa
menghasilkan ethanol sekitar 27-33 liter
etanol/ton tebu dan daun keringnya menghasilkan 11-16 liter etanol/ton. Setiap hektar lahan tebu menghasilkan tebu setara
dengan 750 liter bioetanol. Dengan perhitungan seperti itu, tebu bisa menjadi
andalan bahan baku bioetanol di masa depan.
·
Limbah kapas
Sebelum diproses, limbah kapas
didiamkan lebih dari 1 bulan hingga melunak. Maksudnya agar kandungan silosa,
manosa, galaktosa, dan glukosa meningkat. Dari satu ton limbah kapas dituai 360
liter etanol.
·
Jerami
Kini, dengan penelitian lebih
lanjut, jerami ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang
ramah lingkungan. Hebatnya, tak hanya memberikan nilai tambah, pemanfaatan
jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon
ke atmosfer dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel. Terobosan
ini telah dilirik produsen ethanol di China. Apalagi, sebagai salah satu negara
terbesar, setiap tahun sekitar 230 juta ton batang jerami dibuang begitu saja.
Karena itu, di sana sudah ada tiga fasilitas pengolahan jerami yang telah
dibangun sampai saat ini. Meski begitu, untuk mengolah jerami bukan hal yang
mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa
dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Untuk itu, para peneliti memanfaatkan
larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi
atau peragian. Semua dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan
butuh sedikit air, sehingga secara keseluruhan prosesnya sederhana, cepat,
efektif biaya, dan ramah lingkungan.Metode ini juga digunakan untuk memproduksi
ethanol di lebih dari 30 negara. Namun, bahan yang diolah adalah tebu, jagung,
dan kedelai yang notebene merupakan sumber pangan utama manusia, bukan bahan
buangan.
·
Merang
Bahan baku etanol lain adalah limbah
pertanian merang padi. Menurut penelitian Seung Do-Kim dari Department of
Chemical Engineering & Materials Science, Michigan State University,
Amerika Serikat, satu kilogram merang menghasilkan 0,28 liter etanol. Merang
mengandung selulosa dan hemiselulosa. Honda Motor telah memanfaatkan etanol
asal merang pada awal 2006
·
Limbah tomat dan nanas
Penelitian bioetanol berbahan tomat
apkir dilakukan oleh I Del Campo dari Biomass Energy Department,
CENERNational Renewable Energy Centre, Spanyol. Tomat mengandung 50,20%
gula. Setelah fermentasi menghasilkan 18% etanol. Biomass Resources Corp
di Amerika Serikat mengembangkan etanol dari ekstraksi limbah pabrik nanas.
·
Singkong dan sagu
Umbi ubijalar juga pantas dilirik.
1.000 kg ubijalar menghasilkan 150-200 kg gula. Dengan proses fermentasi
lanjutan menghasilkan 125 liter bioetanol. Itu berarti rendemen ubijalar 12,5%.
Potensi lain dimiliki oleh sagu yang memilki rendemen 9%. Dari 1 ton sagu
dihasilkan 120-160 liter gula atau 90 liter etanol. Singkong atau ubikayu
paling berpotensi sebagai bahan bioetanol. Proses produksi etanol sangat mudah,
tak perlu investasi alat Dengan keanekaragaman hayati amat tinggi, Indonesia
punya banyak pilihan untuk memproduksi biopremium.
2) Biodiesel
Biodiesel merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang. Mesin kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masih murni, maupun biodiesel yang telah dicampur dengan minyak. Hingga saat ini setidaknya terdapat empat BBA yang dapat digunakan pada mesin diesel yaitu biodiesel, e-diesel, water-in-diesel emulsion, dan gas-to-liquid diesel fuel. Dari keempat BBA tersebut, biodiesel merupakan yang paling populer saat ini karena kelimpahruahan bahan bakunya. Selain kelimpahan bahan baku, keuntungan lain yang didapat dari penggunaan biodiesel dalam transportasi adalah sifat pelumasannya yang lebih baik sehingga mengurangi tingkat keausan pada komponen injeksi bahan bakar. Nilai setana (cetane number) yang lebih tinggi juga meningkatkan kualitas pembakarannya diatmbah dengan gas buang yang lebih bersih (particulate matter rendah). Sedangkan nilai minusnya selain ongkos produksinya yang tinggi adalah adanya sedikit peningkatan NOx, pengurangan tenaga mesin (power loss), stabilitas yang rendah (sehingga mengurangi masa simpan dan masa pakai) serta kemampuan alir pada temperatur rendah (cold flow properties) yang buruk.
Berikut ini
beberapa bahan baku untuk pembuatan bakar alternatif biodiesel :
·
Jarak pagar
Jarak pagar
dipandang menarik sebagai sumber biodiesel
karena kandungan minyaknya yang tinggi, tidak berkompetisi untuk pemanfaatan
lain (misalnya jika dibandingkan dengan kelapa
sawit atau tebu), dan memiliki karakteristik agronomi yang
sangat menarik.Kandungan minyak bijinya dapat mencapai 63%[1],
melebihi kandungan minyak biji kedelai (18%), linseed
(33%), rapa (45%),
bunga matahari (40%) atau inti sawit
(45%). Minyaknya didominasi oleh asam oleat
(44.7%) dan asam linoleat (32.8%)
sementara asam palmitat (14.2%) dan asam
stearat (7%) adalah tipe asam lemak jenuhnya. Sebagai biodiesel, minyak biji
jarak pagar perlu diproses dengan metilasi
terlebih dahulu, sebagaimana minyak nabati lain. Selanjutnya, ia dapat
digunakan tersendiri atau, yang lebih umum, dicampurkan dengan minyak diesel
dari sumber mineral dengan komposisi 30:70.
·
Kelapa
Minyak kelapa
memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
biodisel karena ketersediaannya yang berlimpah.. Bahan bakar alternatif itu bisa digunakan oleh masyarakat umum dan
merupakan sumber energi bagi alat pertahanan-keamanan milik TNI.Teknologi
biodiesel dari bahan baku utama buah kelapa diharapkan dapat mengurangi
kelangkaan bahan bakar minyak solar di Indonesia,.
.Kelebihan biodiesel asal kelapa ini, selain ramah
lingkungan, harganya relatif murah sekitar 4.000 rupiah per liter.
3) Gas Alam
Gas alam
sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang properti
dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan akan lebih
ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak.
4) Listrik
Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai.
Tenaga listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini
menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari
sumber tenaga ini masih tercipta dari batu bara dan meninggalkan gas karbon.
5) Hidrogen
Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk
kendaraan. Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik
sebagai bahan bakarnya. Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih
relatif mahal.
6) Propana
Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan
gas alam dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai
bahan bakar. Propana menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin,
namun penciptaan metananya lebih buruk 21 kali lipat.
7) Methanol
Methanol yang juga dikenal
sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada kendaraan. Methanol
dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa depan karena hidrogen yang
dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini produsen kendaraan
tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.
8) P-Series
P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup tinggi. Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup tinggi. Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Zat aditif pada bahan bakar menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan tetapi dampak buruk itu dapat
dikurangi oleh zat aditif penggantinya. Zat- zat aditif alternatif mempunyai
sisi positif dan negatifnya masing-masing pada lingkungan dan kesehatan.
Alternatif pengganti bahan bakar dari minyak bumi masih jarang digunakan karena
keterbatasan pengetahuan dan biaya produksi yang mahal serta kurangnya sosialisasi
tentang bahan bakar alternatif.
B.
Saran
Sebaiknya
penggunaan zat aditif yang merugikan segera digantikan dengan yang lebih ramah
lingkungan dan aman bagi kesehatan serta yang sekiranya dapat digunakan
oleh seluruh masyarakat indonesia, agar
terwujud bangsa yang sehat serta lingkungan yang bersih dan sehat. Dan sebisanya megurangi atau menggunakan
minyak bumi sesuai keperluan jika memang tidak memungkinkan untuk menggunakan
bahan bakar alternatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Justiana,
Sandri and Muchtaridi. 2009. Chemistry. First Edition. Jakarta:
Yudhistira
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/06/dampak-zat-tel-dalam-bensin.htmlhttp://dalfto.wordpress.com/2011/04/04/mencari-pengganti-tel-untuk-meningkatkan-angka-oktan/
http://solusi-bebas.blogspot.com/2013/03/8-energi-alternatif-pengganti-minyak.html