Jumat, 14 Maret 2014

MAKALAH ALTERNATIF ZAT ADITIF MINYAK BUMI



KATA PENGANTAR 

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini kami mengulas sedikit tentang minyak bumi dan membahas tentang alternatif pengganti zat aditif minyak bumi yang merugikan baik paada lingkungan maupun kesehatan manusia.

Sebagai makhluk sosial tentu kami tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tanpa bantuan dari berbagai pihak. Dalam pembuatan makalah ini pihak-pihak tersebut telah membantu kami menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya adalah kedua orang tua kami yang senantiasa mendukung dengan memberikan bantuan tenaga, moril, maupun materi.

Kami menyadari bahwa meskipun kami telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam pembuatan makalah ini , pasti masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan pembaca  sekalian. 





Magetan,29 Desember 2013 



Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL  ...........................................................................................................1
KATA PENGANTAR  .........................................................................................................2
DAFTAR ISI  ......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang  ...............................................................................................................4
2. Rumusan masalah  .........................................................................................................4
3. Tujuan penulisan  ............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian minyak bumi  ...............................................................................................5
B.  Pembentukan minyak bumi  ..........................................................................................5
C.  Produk pengolahan minyak bumi dan manfaatnya  ......................................................6
D.  Pengertian zat aditif  .....................................................................................................9
E.  Jenis-jenis zat aditif dan dampak buruknya  .................................................................9
F.  Emisi minyak bumi dan dampaknya  ...........................................................................17
G. Bahan bakar alternatif  ................................................................................................18
BAB III PENUTUP
1.   Kesimpulan  ................................................................................................................23
2.   Saran  .........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA  .......................................................................................................23






BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Beberapa produk olahan minyak bumi diantaranya adalah bensin dan solar yang digunakan sebagai bahan bakar mesin dan kendaraan. Penggunaan keduanya dalam kehidupan sehari–hari oleh masyarakat tidak murni 100% bensin atau 100% solar, melainkan telah tercampur dengan zat aditif. Tujuan penambahan zat aditif ini diantaranya untuk menghemat bahan bakar itu sendiri mengingat bahwa minyak bumi adalah sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui. Selain tujuan tersebut, penambahan zat aditif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja mesin seperti mengurangi ketukan pada mesin kendaraan bermotor pada penggunaan bensin. Tetapi ada beberapa zat aditif yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan karena menyebabkan kendaraan mengeluarkan gas buang yang mengandung zat-zat atau partikel-partikel berbahaya. Menyadari hal tersebut, para ahli di bidang ini berusaha untuk menemukan alternatif untuk menggantikan zat aditif berbahaya dengan zat aditif yang lebih ramah pada lingkungan dan kesehatan, atau bahkan alternatif untuk menggantikan 100% penggunaan bahan bakar bensin atau solar  dengan bahan bakar alternatif.
2.    Rumusan masalah
a)    Apa pengertian minyak bumi ?
b)    Bagaimana pembentukan minnyak bumi ?
c)    Apa saja yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi ?
d)    Apa saja zat aditif yang ditambahakan pada bensin, solar dan pelumas ?
e)    Apa saja dampak negatif zat aditif pada bahan bakar ?
f)     Apa saja zat buangan berbahaya dari penggunaan bahan bakar kendaraan ?
g)    Apa saja alternatif pengganti zat aditif bahan bakar dan bahan bakar itu sendiri?
   3.   Tujuan penulisan
1)    Dapat mengetahui sekilas tentang minyak bumi, pembentukan, dan produk olahannya sebelum membahas lebih jauh tentang zat aditif yang ditabahkan.
2)    Dapat mengetahui berbagai macam zat aditif pada beberapa hasil olahan minyak bumi.
3)    Dapat mengetahui dampak negatif dari zat aditif pada bahan bakar dan dapat mengetahui dampak minyak bumi secara umum.
4)    Dapat mengetahui zat-zat buangan produk olahan minyak bumi yang berbahaya bagi tubuh manusia dan lingkungan.
5)    Dapat mengetahui alternatif pengganti zat aditif bahan bakar dan alternatif bahan bakar serta bahan pembuatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian minyak bumi
          Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri atas hidrokarbon. Minyak bumi adalah suatu capuran kompleks yang sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama alkana, kemudiansikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang.
 Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam. Minyak bumi merupakan sumber hidrokarbon utama di alam.
  
B.   Pembentukan  minyak bumi
Apabila makhluk hidup mati, maka 99,9 % senyawa karbon dan makhluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagal rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1 %senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakalsenyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio inimengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu tempat yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut danmembentuk molekul besar (geopolimer).
Selanjutnya senyawa organik ini akan mengalami proses geologi dalamperut bumi. Pertama akan mengalami proses diagenesis, dimana senyawa organik danmakhluk hidup sudah merupakan senyawa mati. Di kedalaman lebih dan 600 m sampai 3000 m, suhu pemendaman akan berkisar antara 50 - 150 °C, proses geologi kedua yang disebut katagenesis akan berlangsung, maka geopolimer yang terpendam mulai terurai akibat panas bumi, komponen-komponen minyak bumi pada proses ini mulai terbentuk. Jika  kedalaman melebihi 3000 m dan suhu di atas 150°C, maka bahan-bahan organik dapat terurai menjadi gas bermolekul kecil, dan proses ini disebut metagenesis.
Setelah proses geologi ini dilewati, minyak bumi sudah terbentuk. Fosil molekul yang sudah terbentuk ini akan mengalami perpindahan(migrasi) karena kondisi lingkungan atau kerak bumi yang selalu bergerak rata-rata se-jauh 5cm per tahun, sehingga akan ter-perangkap pada suatu batuan berpori, atau selanjutnya akanbermigrasi membentuk suatu sumur minyak.


C.    Produk pengolahan minyak bumi dan manfaatnya

   Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas, dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar. Dibawah ini adalah tabel fraksi minyak bumi dan beberapa produk hasil olahan minyak bumi beserta pemanfaatannya:

Fraksi
Ukuran Molekul
Titik Didih (oC)
Kegunaan
Gas
C1 – C5
-160 – 30
Bahan bakar (LPG), sumber hidrogen
Petoleum eter
C5 – C7
30 – 90
Pelarut, binatu kimia (dry cleaning)
Bensin (gasoline)
C5 – C12
30 – 200
Bahan baka motor
Kerosin, minyak diesel/solar
C12 - C18
180 – 400
Baha bakar mesin diesel, bahan bakar industi, untuk cracking
Minyak pelumas
C16 ke atas
350 ke atas
Pelumas
Parafin
C20 ke atas
Za padat dengan titik cai rendah
Lilin dan lain-lain
aspal
C25 ke atas
Residu
Baha bakar dan untuk pelapis jalan raya

1.       LPG
 Liquefied Petrolium Gas  (gas minyak bumi yang dicairkan)  berasal dari campuran berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana (C3H8) dan butana (C4H10) serta  mengandung juga  etana (C2H6) dan pentana (C5H12) .  Manfaat Elpiji : Elpiji di Indonesia dipakai terutama sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas), bahan bakar kendaraan bermotor, dan dipergunakan sebagai bahan pendingin. Sifat Elpiji : Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar ,tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat ,dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder, dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat,lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah. Resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran.

2.       Bensin
Bensin mengandung senyawa hidrokarbon dengan jumlah atom karbon antara 5 sampai 12 yang berasal dari fraksi nafta dan fraksi minyak gas berat (gasoline) hasil penyulingan minyak bumi.Senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam bensin dapat berupa alkana rantai lurus, alkanaa rantai bercabang, sikloalkanaa, aromatik, dan alkena. Kualittas bensin dinyatakan dengan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, diantaranya dengan menambahkan Tetra Ethyl Lead (TEL) dan mengubah struktur senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam bensin.
 Cara-cara pengubahan yang dapat dilakukan adalah catalytic naphtha reforming, fluidised catalytic cracking, isomerisation, dan alkylation. Contoh gambar bensin. Bensin jenis gasoline, biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.Bensin jenis Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri. Beberapa naphta digunakan sebagai : Pelarut karet, Bahan awal etilen, Dalam kemiliteran digunakan sebagai bahan bakar jet dan dikenal sebagai   jP-4, Pelarut dry cleaning (pencuci) 

3.       Kerosin
Kerosin merupakan cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari minyak mentah pada suhu 150oC dan 275oC (rantai karbon dari C12sampai C15). Manfaat kerosin adalah sebagai bahan bakar untuk memasak dan alat penerang dikenal dengan istilah minyak tanah terbatas di negara berkembang, membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa, di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking. Kerosin jenis bensol digunakan sebagai bahan bakar kapal terbang atau pesawat terbang disebut avtur. Serta bakar mesin jet.

4.       Minyak solar atau minyak diesel
Minyak solar atau minyak diesel adalah fraksi minyak bumi dengan titik didih antara 250-340oC (rantai karbon C14 sampai rantai karbon C16). Minyak solar merupakan fraksi minyak gas ringan. Umumnya, minyak solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan nama dagang Pertamina DEX© (Diesel Environment Extra). Manfaat minyak solar : digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

5.       Minyak pelumas atau minyak oli
Minyak pelumas atau minyak oli berasal dari fraksi minyak gas berat. Titik didih fraksi ini lebih dari 350oC. Memiliki rantai karbon mulai dari C17 keatas. Manfaat minyak pelumas : Minyak solar digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin, mencegah karat, dan mengurangi gesekan.

6.       Aspal
Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lainnya. Secara kuantitatif biasanya 80% masa aspal adalah karbon, 10% hidrtogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel,dan vanadium. Aspal bermanfaat sebagai bahan material pengeras jalan raya.

7.       Parafin
Parafin (CnH2n+2) merupakan fraksi utama dari minyak mentah yang memiliki bilangan oktan yang rendah. Jumlah parafin pada minyak bumi hanya sedikit. Untuk menaikkan bilangan oktannya dapat dilakukan dengan proses lanjutan. Parafin memiliki rantai cabang. Parafin juga baik digunakan untuk “internal combustion engine”. Lilin parafin merujuk pada benda padat dengan n = 20 – 40. Manfaat Parafin : Digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.




D.   Pengertian zat aditif

Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada suatu bahan atau zat lain. Pembahasan kali ini lebih dikhususkan pada zat aditif yang ditambahkan pada minyak bumi yang telah berupa produk olahannya seperti bensin, minyak solar, dan minyak pelumas. Masing-masing zat aditif mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Zat aditif pada bensin berguna untuk menaikkan angka oktan, sedangkan zat aditif pada solar berfungsi untuk menaikkan angka setana, dan zat adtif pada minyak pelumas mempunyai berbagai macam fungsi seperti anti foam atau meminimalisir busa.

E.    Jenis – jenis zat aditif dan dampak buruknya

a.   Zat aditif pada bensin
Mutu bahan bakar bensin dikaitkan dengan jumlah ketukan (knocking) yang ditimbulkannya dan dinyatakn dengan nilai oktan. Semakin sedikit ketukannya, semakin baik mutunya, dan semakin tinggi nilai oktannya.Ketukan adalah suatu perilaku yang kurang baik dari bahan baka, yaiu pembakaran menjadi terlalu dini sebelum piston berada pada posisi yang tepat. Ketukan menyebabkan mesin menggelitik, mengurangi efisiensi bahan bakar dan dapat merusak mesin.
Untuk menentukan nilai oktan, dietapkan dua jenis senyawa sebagai pembanding yaitu ”isooktana” dan  n-hepatana. Isooktana menghasilkan ketukan paling sedikit dan dibei nilai oktan 100. sedangkan n-heptana menyebabkan ketukan paling banyak.Misalnya bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 80-88, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95. Zat aditif peningkat bilangan oktan bensin diantaranya adalah :
1.    Tetra Ethyl Lead (TEL)
Salah satu anti ketukan yang hingga kini masih digunakan di negara kita adalah Tetraethyl lead (TEL, lead = timbel atau timah hitam) yang rurmus kimianya Pb(C2H5)4. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat menjadi gas, pada bensin yang mengandung TEL ditambahkan zat aditif lain, yaitu etilen bromide (C2H2Br). Penambahan 2 – 3 mL zat ini ke dalam 1 galon bensin dapat menaikkan nilai oktan sebesar 15 poin. Penambahan aditif TEL dapat berupa Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana.
Penggunaan TEL sebagai zat aditif pada bensin dapat berakibat buruk bagi kehidupan. TEL mengandung logam berat Pb yang terbakar lewat knalpot dan cerobong pabrik. Oleh karena itu Jika terhirup dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika orang mengalami stres, Pb diremobilisasi dari  tulang dan masuk ke peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka panjang, penimbunan Pb bisa berbahaya.
Ø  Bahaya Pb bagi kesehatan diantaranya adalah :
1)    Pb yang ditimbun dalam tulang seorang perempuan hamil, berisiko mengakibatkan kesehatan janin dan pertumbuhan balita terganggu, seperti, bayi cacat, bahkan keguguran.
2)     Jika berhasil lahir selamat, balita yang mendapatkan asupan timbal terus-menerus dari udara maupun air susu ibu, akan terhambat perkembangan sistem sarafnya dan  beresiko terserang penyakit neurotik
3)     Sukar belajar, dan penurunan tingkat IQ. Peningkatan kadar pebe dalam darah dari 10 menjadi 20 5g/dl, menurunkan IQ rata-rata dua poin.
4)    Pada remaja,Pb meningkatkan kelakuan kriminal.
5)    Pada perempuan dewasa, selain mengganggu sistem reproduksi, juga mengganggu daur menstruasi.
6)     Pada laki-laki, Pb menurunkan jumlah dan kualitas sperma. Sperma cacat, membawa risiko bayi cacat. Libido laki-laki yang darahnya tercemar pebe akan turun dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
7)    Pada  kaum lansia, Pb mempercepat proses penuaan atau memperpendek umur.

Ø  Dampak penambahan TEL bagi lingkungan :
Penggunaan octane booster non-oxygenated  atau TEL bisa meningkatkan emisi kendaraan. Pb dapat mengkontaminasi tanah dan mencemari hasil pertanian yang dikonsumsi manusia. Sebuah laporan menyebutkan, penggunaan bahan bakar bertimbal melepaskan 95% timbal yang mencemari udara di negara berkembang.
2.    Senyawa Oksigenat (pengganti / alternatif TEL)
Di Amerika dan beberapa negara- negara Eropa Barat, penggunaan TEL sebagai aditif anti ketuk di dalam bensin makin banyak digantikan oleh senyawa organic beroksigen (oksigenat) seperti alkohol (methanol, etanol, isopropil alkohol) dan eter (Metil Tertier Butil Eter (MTBE), Etil Tertier Butil Eter (ETBE) dan Tersier Amil Metil Eter (TAME)). Oksigenat adalah senyawa organic cair yang dapat dicampur ke dalam bensin untuk menambah angka oktan dan kandungan oksigennya. Selama pembakaran, oksigen tambahan di dalam bensin dapat mengurangi emisikarbon monoksida, CO dan material-material pembentuk ozon atmosferik. Selain itu 14senyawa oksigenat juga memiliki sifat-sifat pencampuran yang baik dengan bensin. Semua oksigenat mempunyai angka oktan di atas 100 dan berkisar antara 106 RON untuk TBA dan 122 RON untuk methanol.
2.1   Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE)
          Senyawa eter yang telah banyak digunakan adalah MTBE, sedangkan ETBE dan TAME masih terbatas karena teknologi prosesnya masih belum banyak dikembangkan. Methyl Tertier Butyl Ether (MTBE) Senyawa MTBE memiliki bilangan oktan 118. Senyawa MTBE ini lebih aman dibandingkan TEL karena tidak mengandung logam timbel. MTBE memiliki sifat yang paling mendekati bensin ditinjau dari nilai kalor, kalor laten penguapan dan rasio stoikimoetri udara per bahan bakar. Tetapi penggunaan  MTBE berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan yaitu bersifat karsinogenik bagi manusia dan menimbulkan masalah pencemaran air tanah karena MTBE merupakan zat nondegradable (sukar terurai dalam tanah) dan tidak larut dalam air, sehingga penggunaannya sebagai zat aditif bensin banyak ditinjau lagi. 
2.2     Metanol
Metanol memiliki angka oktan yang tinggi dan mudah didapat danpenggunaannya sebagai aditif bensin tidak menimbulkan pencemaran udara. Namun perbedaan struktur molekul methanol yang sangat berbeda deari struktur hidrokarbonbensin menimbulkan permasalahan dalam penggunaannya, antara lain kandunganoksigen yang sangat tinggi dan rasio stoikiometri udara per bahan bakar. Nilaibakarnya pun hanya 45% dari bensin. Metanol merupakan cairan alkohol yang tak berwarna dan bersifat toksik. Pada kadar tertentu (kurang dari 200 ppm) methanol dapat menyebabkan iritasi ringan pada mata, kulit dan selaput lendir dalam tubuh manusia. Efek lain jika keracunan methanol adalah meningkatnya keasaman darah yang dapat mengganggu kesadaran. Emisi gas buang metanol juga bersifat karsinogenik pada manusia.
2.3     Etanol
Etanol dengan bilangan oktan 123 merupakan zat aditif yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol lebih unggul dibandingkan TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan logam timbel dan lebih mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Etanol memiliki angka oktan yang hampir sama dengan metanol. Daya toleransi etanol terhadap air lebih baik daripada metanol. Di negara- negara yang mempunyai kelebihan produksi pertanian etanol dibuat dari fermentasi produk pertanian. Etanol juga bersifat toksik. Di dalam tubuh manusia keberadaan etanol diproses di dalam hati  di mana enzim dehidrogenasi mengubah etanol menjadi asetal dehida. Akumulasi asetal dehida itu dapat mengganggu sistem kesadaran otak manusia. Namun begitu penggunaan etanol sebagai aditif bensin dinilai relatif lebih aman dibanding metanol.
3.    MMT (Metilsiklopentadienil Manganese Tricarbonil)
Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl (MMT) adalah senyawaorganologam yang digunakan sebagai pengganti bahan aditif TEL, dan telah digunakan selam dua puluh tahun terakhir di Kanada, Amerika Serikat serta beberapa negara Eropa lainnya. RVP- nya rendah yaitu 2,43 psi dan penggunaannya dibatasi hingga 18 mg Mn/liter bensin. Indeks pencampuran RVP yang rendah menguntungkan dalam proses pencampuran bensin karena mengurangi tekanan uap bahan bakar RVP sehingga emisi uap selama operasi dan penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor berkurang.
Penggunaan MMT hingga 18 mg Mn/liter bensin dapat meningkatkan angka oktan bensin sebesar 2 poin, namun masih kurangmenguntungkan jika dibandingkan dengan peningkatan angka oktan yang lebih tinggi yang dihasilkan senyawa oksigenat. Dalam penerapannya MMT memiliki tingkat toksisitas yang lebih rendah daripada TEL. MMT berdampak buruk pada mesin yaitu dapat merusak mesin. Pemakaian  MMT cenderung meningkatkan konsentrasi gas buang dengan jumlah senyawa hydrocarbon yang tidak terbakar ( HC ), serta gas Karbon Monoksida ( CO ). Selain itu MMT menyebabkan gangguan kesehatan  karena  mengandung logam berat mangan yang bersifat neurotoksik. MMT merusak  struktur kandungan air  dalam tanah.
4.    Naphtalena
Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatikhidrokarbon, tetapi tidak termasuk polisiklik. Naftalena memiliki kemiripan sifat yang memungkinkannya menjadi aditif bensin untuk meningkatkan angka oktan.  Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian mesin.
Penggunaan Naftalena sebagai aditif memang belum terkenal karena masih dalam tahap penelitian. Sampai saat ini memang belum diketahui akibat burukpenggunaan naftalena terhadap lingkungan dan kesehatan, namun ia relatif aman untuk digunakan.
5.       Benzena
          Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin. Sebagai salah satu zat aditif pada bensin, benzena menaikkan angka oktan bensin dan mengurangi ketukan mesin. Maka, bensin sebelum tahun 1950-an mengandung beberapa persen benzena didalamnya. Zat aditif itu kemudian digantikan oleh tetra etil timbal. Setelah tetraetil timbal tidak digunakan lagi karena beracun bagi lingkungan, benzena kembali populer sebagai zat aditif di beberapa negara. Di Amerika Serikat, kandungan benzena pada bensin dibatasi pada angka 1%, begitu juga dengan di Eropa.
6)      High Octane Mogas Component (HOMC)

HOMC adalah zat yang digunakan untuk menggantikan posisi timbal (Pb) dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk meningkatkan nilai oktan. HOMC yang digunakan dalam bahan BBM akan berubah menjadi benzene pada akhir proses pembakaran BBM dalam kendaraan bermotor. Benzene yang dihasilkan dari proses tersebut akan mencemari udara dan berpotensi terhirup oleh manusia.
·         Dampak benzena bagi kesehatan :
1.    Benzena yang terhirup dalam jumlah melebihi ambang batas akan memunculkan berbagai macam jenis kanker. Hasil penelitian yang dilakukan di Eropa, Amerika, dan Meksiko telah menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara peningkatan kadar
benzene di udara dengan peningkatan kasus kanker dan leukemia penduduk
setempat .
2.    Dalam penelitian lainnya di Amerika Serikat, telah terbukti bahwa menghirup benzene walaupun dalam ambang batas dapat menyebabkan abnormalitas kromosom
pada sel sperma.



b.    Zat aditif pada solar
             Penggunaan solar sebagai bahan bakar mesin diesel menghasilkan gas buang dengan kandungan NOx, Sox ,hidrokarbon dan partikulat-partikulat. Gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan diIndonesia masih berada diatas baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
             Emisi partikulat yang dikeluarkan oleh mesin diesel ini sangat berbahaya dibandingkan dengan emisi yang dikeluarkan oleh mesin berbahan bakar bensin. Hal ini disebabkan karena partikulat yang di keluarkan oleh mesin diesel mempunyai kadar toksisitas relatifpaling tinggi, yaitu 106,7dibandingkan dengan emisi CO yang memiliki toksisitas relatif=1. Ukuran partikulat atau jelaga(PM-10) yang lebih kecil dari 10 μm yang menyebabkan mudah terhirup ke paru -paru bersama udara. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi gas buang seperti NOx, SOx, dan partikulat adalah dengan meningkatkan Cetane Number (CN) pada solar. CN yang tinggi berarti waktu tunda penyalaan lebih singkat.
            Bahan bakar diesel (solar) memiliki 3 jeniskategori, yaitu : Solar kategori 1  : memiliki CN minimum 48 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 5000ppm. Solar kategori II: memiliki CN minimum 52 dengan kandungan sulfur maksimum adalah 300ppm. Solar kategori III: memiliki CN minimum 54 serta bebas kandungan sulfur.Untuk meningkatkan CN dapat dilakukan dengan cara menambahkan aditif pada bahan bakar solar, diantaranya adalah :

1)    Metil Ester Nitrat
       Metil ester nitrat  dapat dibuat melalui sintesis metil ester dengan proses nitrasi dan refluks. Nitrasi dilakukan pada temperatur 55ᵒC dengan rasio volume HNO3 15N : H2SO4 10N yaitu 1:2, 1:3, dan 1:4. Refluks dilakukan selama 45 menit pada temperatur 50-70ᵒC. Analisa hasil sintesis meliputi Infra Red (IR), angka setana, densitas, viskositas kinematik., flash point, fire point, dan derajat keasaman. Hasil metil ester nitrat yang didapat adalah cairan bewarna kuning kecoklatan, dan diperoleh yield terbesar pada rasio volume 1:2 pada sintesis metil ester yaitu sebesar 66,02%. Hasil analisa IR menunjukan sintesis metil ester dengan proses nitrasi dan refluks menunjukkan adanya senyawa nitrat pada spektra 1554 cm-1. Uji produk metil ester nitrat pada bahan bakar solar dengan penambahan aditif 0,5-2,5% diperoleh peningkatkan angka setana sekitar 0,296-3,796. Pada uji tersebut diperoleh kenaikkan densitas sekitar 0-0,006 g/cm3, viskositas kinematik sekitar 0-0,355 mm2/s, flash point sekitar 0-3ᵒC, dan fire point sekitar 0-2ᵒC. Sedangkan pada uji tersebut mengalami penurunan derajat keasaman sekitar 0-0,53.

2)     Senyawa 2-etil heksil nitrat (EHN) dan ditersier butil peroksida (DTBP)
Aditif peningkat bilangan cetane minyak diesel yang efektif adalah senyawagolongan nitrat dan peroksida. Penambahan 0,1-0,5% EHN atau DTBP dapat meningkatkan cetane number antara 5-10. EHN telah diproduksi secara komersil]. 2-EHN adalah senyawa organik yang memiliki gugus nitrat pada ujung rantai karbonnya.2-EHN digunakan karena tidak stabil secara termal dan terdekomposisi dengan cepat pada temperatur yang tinggi pada ruang pembakaran. Produk yang terdekomposisi membantu dimulainya pembakaran bahan bakar, dengan waktu penyalaan yang lebih pendek dibandingkan dengan bahan bakar tanpa aditif. Penambahan 2-EHN pada bahan bakar solar dengan dosis 0,05%-0,4% akan memberikan kenaikan CN sebesar 4-7. Selain itu, adapula isopropilnitrat, isoamil nitrat, isoheksil nitrat, dodecyl nitrat.
b.    Zat aditif pada minyak pelumas
   Zat aditif minyak pelumas dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat memperbaiki atau menguatkan spesifikasi atau karateristik minyak lumas dasar oil.  Pembagian Aditif Minyak Pelumas  berdasarkan Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi  menjadi tiga jenis diantarnya :
1.      Aditif Utama
a)     Anti foam
 Berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung udara) oli diakibatkan kinerja mesin terutama di poros engkol dan efek pemberian aditif detergent. Sehingga menghambat kinerja pelumasan mesin.
b)    Anti Oxidant 
Berfungsi menghentikan atau memperlambat reaksi kimia antara molekul hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme utama yang bertanggung jawab pada kerusakan pelumas, berupa pembentukan endapan, sludge, soot and corrosive wear dan lain sebagainya. mengakibatkan mengentalnya oli secara berlebihan yang dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang mengental (sludge).
c)    Anti Wear
Berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesekan antar metal pada mesin, sehingga oli tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar panas mesin.
d)    Anti Corrosion
Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan oksidasi udara dengan cara melapisi metal meskipun mesin dalam keadaan tidak bekerja.
e)    Detergent
Sebagai pembersih dan penetralisir zat-zat yang berbahaya, membentuk lapisan pelindung pada permukaan logam, mencegah endapan, mengurangi timbulnya deposit, mengendalikan korosi serta membersihkan karbon sisa pembakaran agar karbon tidak menempel di komponen mesin.
f)     Dispersant
Mengendalikan timbulnya lumpur yang terbentuk dari suhu rendah pada mesin bensin. Lumpur tersebut terbentuk dari campuran karbon, kumpulan hasil pembakaran, bahan bakar yang tidak terbakar dan air. Dispersants juga berfungsi sebagai pelindung agar jelaga (soot) tidak menggumpal, dan mengendalikan peningkatan viskositas, menetralisir sisa pembakaran yang dapat mengakibatkan mengentalnya plumas secara berlebihan.
g)    Friction Modifier
Berfungsi meningkatkan kinerja pelumasan pada metal yang bergesekan agar tidak cepat aus.
h)    Pour Point Depressant
Berfungsi mencegah oli membeku atau mengental pada saat suhu dingin. Pour Point Depressants (PPD) dapat mencegah pembentukan krital pada suhu rendah. Contoh PPD adalah poly-metacrilates, etylen vynil-acetate copolimers, poly-fumarates. Penekanan pour point tergantung terutama pada karakterisitik base oil dan konsentrasi polimer. PPD lebih efektif jika dipergunakan dalam minyak dasar viskositas rendah.
i)      TBN.
Berfungsi menetralisir keasaman dalam pelumas yang diakibatkan karena suhu tinggi mesin motor.
2.      Viscosity Index Improver
Aditif ini berfungsi menyetabilkan kekentalan pelumas pada saat suhu mesin mulai tinggi, sehingga pelumas tidak gampang encer pada suhu tinggi. Pelumas yang mamakai aditif ini sering disebut oli multigrade.
3.      Oil Flow Improver
Aditif ini berfungsi memperlancar aliran pelumas, terutama pada  saat mesin start pagi hari. Sehingga mesin tidak mengalami kesulitan pada saat start.


F.    Emisi minyak bumi dan dampaknya

A)   Emisi gas buang yang dihasilkan dari produk olahan minyak bumi seperti bensin  dan solar yang dikeluarkan melalui kendaraan bermotor dan bermesin diesel, diantaranya adalah :
·         Karbon dioksida (CO2)
·         Karbon monoksida (CO)
·         Sulfur dioksida (SO2)
·         Nitrogen oksida (NOx) dan Volatile Organic Compounds (VOC)
·         Materi partikulat 
·         Timbal dan berbagai racun di udara seperti benzena, formaldehida, asetaldehida, dan 1,3-butadiena dapat dilepaskan saat beberapa jenis minyak dibakar.

B)   Dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia diantaraanya:
·         Karbon dioksida adalah gas rumah kaca dan sumber global warming.
·         SO2 menyebabkan hujan asam, yang berbahaya bagi tanaman dan hewan yang hidup di air, dan juga memperburuk atau menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit jantung, terutama pada anak-anak dan orang tua.
·         NOx dan VOC berkontribusi mempengaruhi tingkat ozon, juga mengganggu dan merusak paru-paru.
·         Material partikulat memperburuk kondisi kota dan pemandangan, dan, bersama dengan ozon, berkontribusi menyebabkan gangguan asma dan bronkitis kronis, terutama pada anak dan orang tua. Partikel yang sangat kecil, atau "material partikel halus" diduga menyebabkan emfisema dan kanker paru-paru.
·         Timbal dapat menyebabkan dampak kesehatan yang parah, terutama bagi anak-anak. Meracuni udara dan bersifat karsinogen.









G)      Bahan bakar alteratif
Sumber energi alternatif mulai populer di seluruh dunia, menggangtikan sumber energi fosil yang perlahan-lahan mulai habis. Untuk mengurangi tekanan atas lingkungan dan kekhawatiran atas menipisnya cadangan minyak bumi, serta untuk memperkecil dampak buruk minyak bumi bagi kesehatan,ada beberapa sumber energi alternatif yang berpotensi untuk menggantikan peran minyak dan gas.
Hal yang membuat bahan bakar alternatif menjadi perhatian adalah karena tidak seperti bahan bakar minyak, bahan bakar alternatif berasal dari sumber yang dapat diperbaharui dan sudah tersedia (renewable and readily available resources). Sumber bahan bakar alternatif (BBA) melimpah mulai dari batang tebu, minyak jarak hingga kelapa sawit. Penggunaan BBA juga mengurangi tekanan terhadap lingkungan hidup karena sedikit mengotori udara. Sayangnya ongkos produksi yang masih tinggi menyebabkan nilai ekonomis BBA masih di bawah BBM.
1)    Bioethanol
adalah salah satu bentuk energi terbaharui yang dapat diproduksi dari tumbuhan. Etanol dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, misalnya tebu, kentang, singkong, dan jagung. Ethanol adalah pengganti bensin yang ramah lingkungan karena menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya. (sampai 85% lebih rendah).
Telah muncul perdebatan, apakah bioetanol ini nantinya akan menggantikan bensin yang ada saat ini Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisi.. Kekhawatiran mengenai produksi dan adanya kemungkinan naiknya harga makanan yang disebabkan karena dibutuhkan lahan yang sangat besar,ditambah lagi energi dan polusi yang dihasilkan dari keseluruhan produksi etanol, terutama tanaman jagung.  Menurut Dr Tatang H Soerawidjaja dari Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, ada 3 kelompok bahan baku etanol alami yaitu nira bergula, pati, dan bahan serat alias lignoselulosa. Semua bahan baku etanol itu mudah didapatkan dan dikembangkan di Indonesia karena negara ini memiliki lahan luas dan subur.
Beberapa bahan baku pembuatan bioethanol diantaranya :
·         Klobot jagung
Pemanfaatan jagung sebagai bioetanol untuk mengurangi ketergantungan pada premium. Etanol adalah hasil fermentasi bahan sebelum diolah lebih lanjut menjadi bioetanol pengganti premium. Jagung berpotensi memproduksi etanol lebih baik lantaran rendemennya paling tinggi, 55%. Biaya produksinya pun murah. Untuk menghasilkan satu liter etanol cuma diperlukan 2,5 kg jagung seharga Rp1.000/kg. Proses fermentasinya membutuhkan uap air 3,8 kg seharga Rp304 dan listrik 0,2 kwh (Rp200). Jika harga pekerja dihitung Rp300 per liter, maka biaya produksi etanol per liter hanya Rp3.304.
Menurut Karin O Hgren dari Departemen Teknik Kimia, Lund University, Swedia, tak hanya pati jagung yang berfungsi menjadi bahan baku bioetanol. Kulit jagung atau klobot dapat dijadikan bahan utama bioetanol. Klobot mengandung 2 jenis gula yaitu glukosa dan silosa yang diperoleh dengan merebus awal lalu dihidrolisis. Selanjutnya biarkan ragi roti Saccharomyces cerevisiae bekerja. Hasilnya, 20% etanol. Jagung yang kaya serat cuma salah satu bahan bioetanol.
·         Tebu
Tebu mengandung gula sehingga mudah diproses menjadi bioetanol. Satu ton tebu mampu menghasilkan 70-90 liter etanol. Bagas  tebu (sisa batang tebu yang diperas airnya, red)  juga bisa menghasilkan ethanol sekitar  27-33 liter etanol/ton tebu dan daun keringnya menghasilkan 11-16 liter etanol/ton. Setiap  hektar lahan tebu menghasilkan tebu setara dengan 750 liter bioetanol. Dengan perhitungan seperti itu, tebu bisa menjadi andalan bahan baku bioetanol di masa depan.

·         Limbah kapas
Sebelum diproses, limbah kapas didiamkan lebih dari 1 bulan hingga melunak. Maksudnya agar kandungan silosa, manosa, galaktosa, dan glukosa meningkat. Dari satu ton limbah kapas dituai 360 liter etanol.

·         Jerami
Kini, dengan penelitian lebih lanjut, jerami ternyata bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Hebatnya, tak hanya memberikan nilai tambah, pemanfaatan jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon ke atmosfer dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel. Terobosan ini telah dilirik produsen ethanol di China. Apalagi, sebagai salah satu negara terbesar, setiap tahun sekitar 230 juta ton batang jerami dibuang begitu saja. Karena itu, di sana sudah ada tiga fasilitas pengolahan jerami yang telah dibangun sampai saat ini. Meski begitu, untuk mengolah jerami bukan hal yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Untuk itu, para peneliti memanfaatkan larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian. Semua dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan butuh sedikit air, sehingga secara keseluruhan prosesnya sederhana, cepat, efektif biaya, dan ramah lingkungan.Metode ini juga digunakan untuk memproduksi ethanol di lebih dari 30 negara. Namun, bahan yang diolah adalah tebu, jagung, dan kedelai yang notebene merupakan sumber pangan utama manusia, bukan bahan buangan.

·         Merang
Bahan baku etanol lain adalah limbah pertanian merang padi. Menurut penelitian Seung Do-Kim dari Department of Chemical Engineering & Materials Science, Michigan State University, Amerika Serikat, satu kilogram merang menghasilkan 0,28 liter etanol. Merang mengandung selulosa dan hemiselulosa. Honda Motor telah memanfaatkan etanol asal merang pada awal 2006

·         Limbah tomat dan nanas
Penelitian bioetanol berbahan tomat apkir dilakukan oleh I Del Campo dari Biomass Energy Department, CENERNational Renewable Energy Centre, Spanyol. Tomat mengandung 50,20% gula. Setelah fermentasi menghasilkan 18% etanol. Biomass Resources Corp di Amerika Serikat mengembangkan etanol dari ekstraksi limbah pabrik nanas.

·         Singkong dan sagu
Umbi ubijalar juga pantas dilirik. 1.000 kg ubijalar menghasilkan 150-200 kg gula. Dengan proses fermentasi lanjutan menghasilkan 125 liter bioetanol. Itu berarti rendemen ubijalar 12,5%. Potensi lain dimiliki oleh sagu yang memilki rendemen 9%. Dari 1 ton sagu dihasilkan 120-160 liter gula atau 90 liter etanol. Singkong atau ubikayu paling berpotensi sebagai bahan bioetanol. Proses produksi etanol sangat mudah, tak perlu investasi alat Dengan keanekaragaman hayati amat tinggi, Indonesia punya banyak pilihan untuk memproduksi biopremium.

2)     Biodiesel

       Biodiesel merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang. Mesin kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masih murni, maupun biodiesel yang telah dicampur dengan minyak. Hingga saat ini setidaknya terdapat empat BBA yang dapat digunakan pada mesin diesel yaitu biodiesel, e-diesel, water-in-diesel emulsion, dan gas-to-liquid diesel fuel. Dari keempat BBA tersebut, biodiesel merupakan yang paling populer saat ini karena kelimpahruahan bahan bakunya. Selain kelimpahan bahan baku, keuntungan lain yang didapat dari penggunaan biodiesel dalam transportasi adalah sifat pelumasannya yang lebih baik sehingga mengurangi tingkat keausan pada komponen injeksi bahan bakar. Nilai setana (cetane number) yang lebih tinggi juga meningkatkan kualitas pembakarannya diatmbah dengan gas buang yang lebih bersih (particulate matter rendah). Sedangkan nilai minusnya selain ongkos produksinya yang tinggi adalah adanya sedikit peningkatan NOx, pengurangan tenaga mesin (power loss), stabilitas yang rendah (sehingga mengurangi masa simpan dan masa pakai) serta kemampuan alir pada temperatur rendah (cold flow properties) yang buruk.
Berikut ini beberapa bahan baku untuk pembuatan bakar alternatif biodiesel :
·         Jarak pagar
Jarak pagar dipandang menarik sebagai sumber biodiesel karena kandungan minyaknya yang tinggi, tidak berkompetisi untuk pemanfaatan lain (misalnya jika dibandingkan dengan kelapa sawit atau tebu), dan memiliki karakteristik agronomi yang sangat menarik.Kandungan minyak bijinya dapat mencapai 63%[1], melebihi kandungan minyak biji kedelai (18%), linseed (33%), rapa (45%), bunga matahari (40%) atau inti sawit (45%). Minyaknya didominasi oleh asam oleat (44.7%) dan asam linoleat (32.8%) sementara asam palmitat (14.2%) dan asam stearat (7%) adalah tipe asam lemak jenuhnya. Sebagai biodiesel, minyak biji jarak pagar perlu diproses dengan metilasi terlebih dahulu, sebagaimana minyak nabati lain. Selanjutnya, ia dapat digunakan tersendiri atau, yang lebih umum, dicampurkan dengan minyak diesel dari sumber mineral dengan komposisi 30:70.
·         Kelapa
Minyak kelapa memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan biodisel karena ketersediaannya yang berlimpah.. Bahan bakar alternatif itu bisa digunakan oleh masyarakat umum dan merupakan sumber energi bagi alat pertahanan-keamanan milik TNI.Teknologi biodiesel dari bahan baku utama buah kelapa diharapkan dapat mengurangi kelangkaan bahan bakar minyak solar di Indonesia,.
.Kelebihan biodiesel asal kelapa ini, selain ramah lingkungan, harganya relatif murah sekitar 4.000 rupiah per liter.



3)     Gas Alam
       Gas alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak.

4)    Listrik
Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai. Tenaga listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari sumber tenaga ini masih tercipta dari batu bara dan meninggalkan gas karbon.

 
5)   Hidrogen
Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk kendaraan. Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya. Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.

 
6)   Propana
Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan gas alam dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar. Propana menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin, namun penciptaan metananya lebih buruk 21 kali lipat.

7)    Methanol
       Methanol yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada kendaraan. Methanol dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa depan karena hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini produsen kendaraan tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.

8) P-Series
        P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup tinggi. Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
    Zat aditif pada bahan bakar menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan tetapi dampak buruk itu dapat dikurangi oleh zat aditif penggantinya. Zat- zat aditif alternatif mempunyai sisi positif dan negatifnya masing-masing pada lingkungan dan kesehatan. Alternatif pengganti bahan bakar dari minyak bumi masih jarang digunakan karena keterbatasan pengetahuan dan biaya produksi yang mahal serta kurangnya sosialisasi tentang bahan bakar alternatif.

B.   Saran
    Sebaiknya penggunaan zat aditif yang merugikan segera digantikan dengan yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan serta yang sekiranya dapat digunakan oleh  seluruh masyarakat indonesia, agar terwujud bangsa yang sehat serta lingkungan yang bersih dan sehat.  Dan sebisanya megurangi atau menggunakan minyak bumi sesuai keperluan jika memang tidak memungkinkan untuk menggunakan bahan bakar alternatif.

















DAFTAR PUSTAKA

Justiana, Sandri and Muchtaridi. 2009. Chemistry. First Edition. Jakarta: Yudhistira
http://solusi-bebas.blogspot.com/2013/03/8-energi-alternatif-pengganti-minyak.html

1 komentar:

  1. How to play online casino games | KDANG PINTAR
    You can also play online slots games on mobile, and play the best online casino games at 1xbet korean KDANG kadangpintar PINTAR! Join the new era of online 제왕 카지노 casino.

    BalasHapus